Workshop Penelusuran Tamatan SMK Pusat Keunggulan

SMKMUHIYO- Penelusuran tamatan (Tracer Study)  atau yang sering disebut sebagai survey alumni atau survey “follow up” adalah studi mengenai lulusan lembaga penyelenggara pendidikan. Studi ini mampu menyediakan berbagai informasi yang bermanfaat bagi kepentingan evaluasi hasil pendidikan dan selanjutnya dapat digunakan untuk penyempurnaan dan penjaminan kualitas lembaga pendidikan yang bersangkutan. Tracer Study  juga bermanfaat dalam menyediakan informasi penting mengenai hubungan antara pendidikan tinggi dan dunia kerja professional, menilai relevansi pendidikan, dan informasi bagi pemangku kepentingan (stakeholders).

Workshop penelusuran tamatan SMK Pusat Keunggulan SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta, dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Oktober 2021 pukul 08.00 WIB. Workshop ini dilaksanakan dengan menghadirkan pihak DUDIKA dan Bappeda DIY. Kegiatan workshop diawali dengan sambutan Kepala SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta, ibu Widi Astuti, S.Pd. yang memaparkan pentingnya menjalin kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak DUDIKA. Sekolah dengan DUDIKA perlu menjalin kerjasama terkait dengan kegiatan sinkronisasi kurikulum, program magang guru, program guru tamu, dan penelusuran serta penyaluran tamatan. Sekolah Menengan Kejuruan (SMK) dikatakan berhasil jika para alumni (lulusan) mampu terserap di dunia kerja dunia industri sesuai dengan latar belakang kompetensinya. Keberhasilan program tersebut perlu mendapat dukungan dari DUDIKA. Sekolah berharap 80% alumni dari SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta dapat terserat di DUDIKA.

Hadir dalam workshop, ibu Ridha Nuril yang merupakan perwakilan dari Bappeda DIY. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan ucapan selamat kepada SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta atas terpilihnya sebagai SMK Pusat Keunggulan. Selanjutnya, beliau menjelaskan bahwa proses penyelenggaraan Pendidikan harus sesuai standar mutu dan sesuai 3N yaitu, Niteni, Nirokke, dan Nuturi. Konsep pembelajaran 3N (Niteni, Nirokke, Nambahi) adalah Niteni berarti memperhatikan, mengamati, atau menyimak. Dalam hal ini, siswa memperhatikan, melakukan pengamatan, membaca atau mendengarkan dengan teliti, meraba, merasakan dengan pancainderanya. Niroke atau niruaken berarti meniru. Siswa mencontoh, menirukan, melakukan sesuatu yang sama dengan hal atau sesuatu yang diamati. Sedangkan Nambahi berarti menambahkan. Siswa berusaha menambah, menyesuaikan, melakukan perubahan, atau mengurangi model yang ditiru sesuai dengan kreativitas masing-masing.

Beliau berharap semoga workshop penelusuran tamatan / lulusan ini lebih mengeratkan kerjasama antara dunia kerja dengan sekolah. Selain itu, workshop ini diharapkan mampu menyelaraskan kebutuhan DUDIKA dengan apa yang dipelajari di sekolah.