Diskusi Dewan Pendidikan DIY

SMKMUHIJOGJA – Diskusi Dewan Pendidikan DIY merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Dewan Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mensikapi fenomena kejadian seputaran pendidikan. Diskusi Kelompok Terumpun ini bertema Ngengkuh Bocah “Rembug Penanganan Kejahatan Jalanan”. Acara dilaksanakan pada Kamis, 10 Februari 2022 dimulai pada pukul 09.00 hingga 12.00 WIB di SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang disiarkan secara langsung melalui Channel KMUHITV SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Selain KMUHITV, juga disediakan ruang zoom meeting. Peserta yang hadir di ruang zoom meeting adalah Kepala Sekolah se-DIY dan beberapa tamu undangan terkait. Acara tersebut sebagai bentuk respon maraknya aksi kejahatan jalanan akhir-akhir ini di Yogyakarta.

Narasumber yang dihadirkan oleh Dewan Pendidikan DIY dalam Diskusi Kelompok Terpumpun Ngrengkuh Bocah diantaranya Didik Wardaya, SE, M.Pd. (Kepala Dinas Dikpora DIY), Dr. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si. (Psikolog), juga Ade Ary Syam Indradi, S.H., S.I.K., M.H. (Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY). Ada pula Diana Setyowati, S.Psi. sebagai moderator, juga Prof. Dr. Ir. C. Danisworo, M.Sc. sebagai Ketua Dewan Pendidikan DIY.

Prof. Danisworo dalam pengantarnya di acara tersebut mengatakan istilah klithih tidak tepat, ia menyarankan mengganti dengan KKJ (Kenakalan dan Kejahatan Jalanan). “Tidak hanya pemerintah saja. Semua pihak harus menyelesaikannya secara komprehensif, harus saling bersinergi” ucap Prof. Danisworo dalam pengantarnya yang disampaikan melalui Zoom.

Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya, S.E., M.Pd. menjabarkan bahwa sedikit kejahatan yang akhir-akhir terjadi, memakan korban yang tidak tahu di mana salahnya. “Mereka juga ada yang mencari musuh, musuh dari yang terdahulu. Ada pergeseran pula dari sisi basis. Mereka (para pelaku) bukan lagi dari satu sekolah, tapi beberapa sekolah. Karena mereka ngumpul di tempat nongkrong, tempat ngopi. Jadi kemudian basisnya tempat nongkrong.” Beliau juga mengatakan kalau aturan pemerintah yang tidak memperbolehkan siswa yang belum mempunyai SIM, mengendarai sangat mendukung untuk mengatasi kejahatan yang marak.

Sementara itu Psikolog Indria Laksmi Gamayanti juga mengatakan ada faktor-faktor tertentu yang membuat remaja melakukan hal-hal menyimpang. Mulai dari faktor keluarga hingga lingkungan yang tidak bisa menyumbangkan peran ke anak-anak. “Keluarga dan lingkungan sangat berperan kepada munculnya perilaku anak. Sekarang ini, merengkuh kados pundi caranipun supaya remaja diuwongke agar mereka dianggap berarti. Jadi bukan menjadi individu yang selalu disalahkan. Jadi mohon maaf, bagaimana caranya tidak hanya menjadi pemadam kebakaran, tetapi mematikan sumbunya, supaya kasus-kasus tidak adalagi,” kata Indria.